Rabu, 21 September 2016

Kewirausahaan

Kewirausahaan

 
Kewirausahaan (bahasa Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.  Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.  Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).  Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.  Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.  Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya  dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

SEJARAH KEWIRAUSAHAAN

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755.  Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20.  Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer.  Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.  Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.  Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja.  Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Karakteristik Kerwirausahaan
KARAKTERISTIK
WATAK
   Percaya Diri dan Optimis
Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.
   Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.
   Berani Mengambil Resiko dan Mempunyai tantangan
Mampu mengambil resiko yang wajar
   Kepemimpinan
Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.
   Keorsinilan
Inovatif, kreatif, dan fleksibel
   Berorientasi masa depan
Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan

Menurut ahli seperti M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer mengemukakan delapan karakteristik kewirausahan sebagai berikut:
1.     Desire for responsibility, memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2.     Preference for moderate risk, lebih memilih resiko moderat, artinya selalu menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
3.     Confidence in their ability to success, memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.
4.     Desire for immediate feedback, selalu menghendaki umpan balik dengan segera.
5.     High level of energy, memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6.     Future orientation, berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.
7.     Skill at organizing, memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
8.     Value of achievement over money, lebih menghargai prestasi daripada uang.

Nilai-nilai Hakiki Kewirausahaan
Authur Kurilof dan John M. Mempil, mengemukakan karakteristikkewirausahaan dalam bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan seperti :
NILAI-NILAI
PERILAKU
   Komitmen
Menyelesaikan tugas hingga selesai
   Resiko Moderat
Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan perhitungan yang matang
   Melihat Peluang
Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin
   Objektivitas
Melakukan pengamatan secara nyata untuk memperoleh kejelasan
   Umpan Balik
Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu kegiatan
   Optimisme
Menunjukan kepercayaan diri yang besar walaupun berada dalam situasi berat
   Uang
Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan tujuan akhir.
   Manajemen proaktif
Mengelola berdasarkan perencanaan masa depan


Kewirausahaan memang sangat melekat dikehidupan sekarang ini. Banyak bisnis-bisnis baru bermunculan dengan adanya keahlian berwirausaha, seperti bisnis jual beli online, caffe makanan dengan konsep unik, pakaian model terbaru. Sebagai mahasiswa diwajibkan memiliki kemampuan berwirausaha apalagi mahasiswa jurusan teknik industri. Mahasiswa teknik industri memiliki dasar untuk mengasah kemampuan berwirausaha, seperti manajemen produksi, pengelolaan lokasi usaha, dan sebagainya. Mahasiswa juga diharuskan menciptakan peluang baru bukan hanya dibidang produksi barang tetapi dibidang jasa.

Sumber:
Lupiyoadi,Rambat.2007. Entrepreneurship : From Mindset to Strategy.Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Dr.Suryana.2011.Kewirausahaan: Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:Salemba Empat
wikipedia.org