Selasa, 25 November 2014

Peran pemuda dalam masyarakat

* Pengertian Pemuda
Pemuda diidentikkan dengan kaum muda yang
merupakan generasi bangsa, yang akan menentukan
perubahan-perubahan dimasa yang akan datang.
Sebagai seorang mahasiswa/mahasiswi kita adalah
pemuda yang memiliki intelektual yang dapat berpikir
demi perubahan dan kemajuan negara ini. Telah kita
ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan
konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah
nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural
daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda
merupakan satu identitas yang potensial sebagai
penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani
bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai
harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang
menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Princeton mendefinisikan kata pemuda (youth) dalam
kamus Webstersnya sebagai “the time of life between
childhood and maturity; early maturity; the state of
being young or immature or inexperienced; the
freshness and vitality characteristic of a young person”.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemuda adalah
sebuah kehidupan yang berdiri direntang masa kanak-
kanak dan masa dewasa dimasa inilah seorang pemuda
bersifat labil, kontrol emosi dan kstabilan pendirian
masih bisa dipengaruh oleh pihak luar. Seorang
pemuda mempunyai ciri yang khas yang
menggambarkan seperti apa ia terlihat yang
menunjukkan kepribadiannya.
* Sejarah Pemuda Indonesia
Peran pemuda jelas sudah tidak dapat dibantah lagi,
apalagi dalam runtutan sejarah bangsa ini. Sejak Zaman
kerajaan dahulu, kita sudah mengenal sosok Pangeran
Dipenogoro, yang baru berusia 16 tahun telah ikut
berperang, kemudian Hayam Wuruk, yang masih belia
sudah memimpin Kerajaan Majapahit, hingga masuk
abad ke-19, ketika itu kita mengenal momen
Kebangkitan Nasional bersamaan didirikannya Budi
Utomo, yang di prakarsai oleh tokoh muda kita sebut
saja, Soetomo dan Goenawan Mangoen Kusumo,
kemudian selang beberapa tahun kemudian tepatnya
tahun 1928, kaum muda mengguncang sejarah dengan
mendeklarasikan Sumpah Pemuda, sebuah manifesto
yang heroik, dimana seluruh organisasi pemuda se-
nusantara berkumpul dan mengikrarkan tiga sumpah
yang sekarang kita kenal dengan Sumpah Pemuda.
Alur sejarah pun terus berlanjut sampai dengan tahun
1998 bersamaan runtuhnya rezim Orde Baru, dan
berganti dengan Era Reformasi. Rentetan sebagian
perjalanan sejarah negara ini sangat kental tercium
Darah muda negeri ini. Itulah mengapa kaum Muda
adalah aset yang tak ternilai harganya, apalagi
ditengah-tengah segala gejolak yang di alami bangsa
dan tak pernah usai saat ini, maka tampuk harapan ada
pada pundak para pemuda. Memang tidak layak jika
kita harus membandingkan pemuda zaman sekarang
dengan zaman kebangkitan nasional, sumpah pemuda,
masa kemerdekaan hingga masa transisi antara Era
Orde Baru dan Era Reformasi.
Secara teori psikologi memang menyebutkan bahwa
setiap orang yang merasa tertindas akan memberontak
dan melawan demi perubahan yang di inginkan, karena
jelas pada masa itu negara ini sedang mengalami
tekanan dan tindasan yang amat sangat kejam. Tapi
seiring berjalannya waktu pada Abad ke 20 ini, warna-
warni modernisasi begitu kental terlihat di setiap sendi-
sendi kehidupan masyarakat yang dimana semua
kebudayaan yang berasal dari barat, bebas masuk dan
dengan cepat dapat menahkodai dan bahkan mampu
menjajah kebudayaan asli kita, ini terbukti dengan fakta
hampir semua stasiun Televisi Swasta berbondong-
bondong menyajikan tontonan yang di adopsi dari
budaya barat, tentu saja ini sangat mempengaruhi cara
berfikir masyarakat kita terutama para remaja,
dampaknya ini merubah segala tatanan kehidupan
remaja. Ini dapat dilihat dari cara bergaul hingga cara
berpakaian remaja kita sangat jauh menyimpang dari
norma kesopanan.
Sederetan revolusi yang menghinggapi para kaum muda
itu, maka kita sejenak harus rela mengerucutkan dahi
kita. Sebab kini semangat yang terpatri dan menjadi ciri
khas pemuda kita seperti semangat patriotis dan
membangun, yang dahulu melekat di diri para pemuda
kita, seolah-olah tertidur karena asik terbuai dengan
budaya yang notabene tidak pantas kita terapkan di
negara yang penuh dengan Norma kesopanan ini. Belum
lagi jika kita melihat serentetan kasus criminal dan
moral yang melibatkan beberapa pioneer pembangunan
kita, yang baru-baru ini mengejutkan public. Seperti
tawuran antar Mahasiswa, belum lagi sederetan kasus
pelecehan seksual, narkoba, HIV-AIDs, yang didalamnya
melibatkan generasi muda harapan bangsa ini, patut
kita renungkan bersama, sebetulnya ada apa dengan
Pemuda kita saat ini?. Sehingga mereka lupa bahwa
sebetulnya negara ini bak sebuah kapal yang butuh
nahkoda, dan merekalah yang akan menjadi nahkoda
negara ini, akan di bawa kemana kapal ini, tergantung
seorang nahkodanya?.
Indonesia kini tengah dilanda cobaan yang tak kunjung
usai, persoalan yang di rasakan Indonesia kini sangat
berkaitan, baik dalam bidang Ekonomi, Politik,
Birokrasi, dan budaya. Persoalan ini layaknya benang
yang kusut yang tidak tahu di mana ujungnya?. Untuk
mengurainya tentu perlu kejelian, dan kebesaran hati
yang di lumuti Rasa Cinta Tanah Air, dan jiwa seorang
negarawan. Di masa krisis inilah, peran pemuda sangat
di butuhkan untuk mengurai permasalahan demi
permasalahan yang mendera bangsa ini. Seperti apa
yang di lakukan di masa-masa sebelumnya, di mana
pemuda menjadi pioneer dalam penyelesaian
permasalahan yang di alami Bangsa ini. Pemudalah
yang menjadi the agents of change, dalam setiap alur
peradaban bangsa ini, apakah menjadi lebih baik atau
sebaliknya.

*Tipe Kepemimpinan Pemuda
Peranan Pemuda dalam Kepemimpinan
Masyarakat
Dalam hal kepemimpinan, para pemuda pemudi
harus memiliki tipe-tipe seperti berikut:
>Tipe Otokratik
Para ilmuwan berpendapat bahwasannya tipe
kepemimpinan otokratik ialah pemimpin yang
tergolong otokratik dan dipandang sebagai
karakteritik yang negatif. Dilihat dari persepsinya,
seorang pemimpin yang otokratik adalah
seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin
yang otoriter akan menunjukkan sikap yang
menonjolkan “keakuannya.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin
yang otokratik
antara lain :
• Menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
dalam menegakkan disiplin serta menunjukkan
keakuannya.
• Bernada keras dalam memberikan perintah.
• Terjadinya penyimpangan oleh bawahan
>Tipe Paternalistik
Tipe kepemimpinan ini hanya terdapat di
lingkungan masyarakat yang bersifat tradisional,
umumnya dimasyarakat agraris. Salah satu ciri
utama masyarakat tradisional ialah rasa hormat
yang tinggi yang ditujukan oleh para anggota
masyarakat kepada orang tua atau seseorang
yang dituakan.
>Tipe Kharismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur
yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang
kharismatik. Memang ada karakteristiknya yang
khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat
sehingga mampu memperoleh pengikut yang
jumlahnya kadang-kadang sangat besar.
Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik
adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak
pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa
orang tersebut dikagumi.
>Tipe Laissez Faire
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya
organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya
karena para anggota organisasi terdiri dari orang-
orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa
yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran
apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus
ditunaikan oleh masing-masing anggota dan
pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
Karakteristik dan gaya kepemimpinan tipe ini
adalah sebagai berikut:
• Pendelegasian wewenang terjadi secara
ekstensif.
• Pengambilan keputusan diserahkan kepada para
pejabat pimpinan yang lebih rendah dan kepada
petugas operasional, kecuali dalam hal-hal
tertentu yang nyata-nyata menuntut
keterlibatannya langsung.
• Status quo organisasional tidak terganggu.
Tipe Demokratik
Pemimpin yang demokratik biasanya memandang
peranannya selaku koordinator dan integrator dari
berbagai unsur dan komponen organisasi.
Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi
harus disusun sedemikian rupa sehingga
menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas
dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus
dilakukan demi tercapainya tujuan. Melihat
kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai
dengan tingkatnya. Memperlakukan manusia
dengan cara yang manusiawi dan menjunjung
harkat dan martabat manusia. Seorang pemimpin
demokratik disegani bukannya ditakuti.

Kesimpulannya
Pemuda bisa jadi apa saja dimasyarakat baik itu hal hal kecil atau hal yang besar dalam membangun wilayah tempat di tinggal. Pemuda yang bisa berperan dalam masyarakat tak hanya memiliki kemampuan verbal atau berbicara ke sesama dengan baik tapi juga prilaku yang baik pula agar dapat menjadi contoh bagi generasi sesudahnya.