Minggu, 27 Oktober 2013

Biografi EBIET G ADE



Menyanyi Karena Tidak Bisa Puisi

Sejak kecil bakat seni mengalir pada diri anak banyumas ini. Ketika anak lain bermain sepak bola, ia lebih suka naik sepeda ketempat tertentu, melihat matahari terbenam, memandang langit keemasan, mendengar gemericik air, dsb. Dimasa itu banyak yang mengira ia adalah anak pemurung atau pelamun.
Ketika sekolah di Yogyakarta, bakat seninya mulai terasah. Kebetulan kakak dari teman akrabnya adalah seniman dan punya paguyuban seniman. Ia sering bergaul dengan mereka.
Dari awalnya Cuma menonton dan menjadi penggembira, ia mulai membuat puisi. Ia berhasil membuat banyak syair puisi indah, namun tidak bisa mendeklamasikan puisi sebagaimana penyair lain.
Karena tidak mampu membaca puisi secara langsung, ia mencari cara agar tetap bisa membaca puisi dengan cara yang lain, tanpa harus berdeklamasi.
Ia menemukan jalan keluarnya. Penyair muda itu mulai menggunakan musik gitar dan menyanyikan syair-syairnya. Kebetulan ketika kecil ia sudah belajar gitar. Gubahan syairnya kini berubah menjadi lirik lagu yang indah. Tanpa sadar ia ternyata juga bisa menemukan nada-nada yang indah untuk syairnya. Ia baru sadar bisa membuat lagu.
Setelah sekian lama berkarya, mengamen di Malioboro, dan tampil deiberbagai panggung, teman-teman mendorongnya untuk rekaman, ia menolak karena tidak yakin karyanya akan diterima. Teman-temannya memaksa untuk membuat demo dan mengantarnya kebeberapa studio rekaman. Ternyata ada salah satu studio tertarik dan mengundang penyair yang bernyanyi akibat tidak bisa berdeklamasi ini.
Apakah ini kisah tentang penyanyi yang tidak berbakat?
Tidak, ini bukan kisah tentang seniman tidak berbakat.
Ini adalah kisah masa lalu Ebiet G. Ade yang kini dikenal sebagai legenda hidup pelantun lagu balada di Indonesia.
Beruntung Ebiet tidak bisa berdeklamasi, sehingga kita mempunyai penyanyi balada yang mewarnai musik Indonesia.
Sentuhan musiknya telah mendorong pembaruan pada dunia musik pop Indonesia. Ebiet sempat merajai dunia musik pop Indonesia di kisaran tahun 1979-1983.
Lagu-lagunya ditulis sendiri, dan ia memilih tidak menyanyikan lagu yang diciptakan orang lain.
Tema lagunya beragam, mulai dari lagu bertemakan alam, sosial-politik, bencana, religius, keluarga dan cinta.
Sejauh ini sedikitnya terdapat 25 album yang sudah diterbitkan oleh berbagai perusahaan rekamaan.
Berbagai penghargaan pun sudah diterima, diantaranya: 18 Golden dan Platinum, 10 Lagu Terbaik ASIRI, Penghargaan Lomba Cipta Lagu Pembangunan, BASF Award (1984-1988), Penyanyi solo dan balada terbaik Anugerah Musik Indonesia (1997), dan lainnya.


Nama lahir Abid Ghoffar bin Aboe Dja'far
Lahir 21 April 1954 (umur 59)
Bendera Indonesia Wanadadi, Banjarnegara, Indonesia
Pekerjaan Penyanyi
Tahun aktif 1979 - sekarang
Pasangan Koespudji Rahayu Sugianto
Anak Abietyasakti "Abie" Ksatria Kinasih
Aderaprabu "Dera" Lantip Trengginas
Byatriasa "Yayas" Pakarti Linuwih
Segara "Dega" Banyu Bening
Orang tua Aboe Dja'far (ayah)
Saodah (ibu)
Situs resmi http://www.ebietgade.com



























 
Sumber : NO Excuse!, Isa Alamsyah
                 http://id.wikipedia.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar